Selasa, 19 Maret 2019

LATIHAN LADDER DRILLS ICKEY SHUFFEL UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN TENDANGAN T



IPJ 2 (1) (2019)

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

http://journal2.um.ac.id/index.php/jko
LATIHAN LADDER DRILLS ICKEY SHUFFEL UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN TENDANGAN T

P. S. Sasmita1, S. Adi2
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang

Abstrak





Kata Kunci:

Pencak Silat, Kelincahan Tendangan T, Latihan Ladder Drills Ickey Shuffle.



Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan ladder drills model ickey shuffle terhadap kelincahan tendangan T pada atlet ekstrakurikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang. Sebelas anak dipilih adalah anggota ekstrakurikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang yang pernah mengikuti kejuaraan pencak silat, dan yang berusia 13-15 tahun. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah periode pelatihan eksperimental menggunakan rancangan penelitian pretest dan posttest dalam satu kelompok dan diperiksa secara statistik menggunakan analisis uji-t. Selama periode pelatihan, kelompok eksperimen menjalani program latihan selama 16 kali pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes kelincahan tendangan T oleh Lubis (2016 :198). Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan mean antara tes awal (pretest) yaitu 12, dan  hasil tes akhir (posttest) yaitu 20. Pengujian dengan analisis uji-t amatan ulangan dilakukan terhadap data skor tes awal dan tes akhir kelincahan tendangan T dengan taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan = 13-1= 12. Hasil uji-t amatan ulangan diperoleh t hitung = 5,926 > t tabel =2,179 dengan derajad kebebasan 13-1= 12. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah  ada pengaruh ang signifikan pemberian latihan ladder drills ickey shuffle terhadap kelincahan tendangan T atlet ekstrakurikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang.






Abstract


The purpose of this research is to know the influence of exercise ladder drills model ickey shuffle against agility kicks T on the Tapak Suci extracurricular athletes MTs Surya Buana Malang. Eleven selected children are members of the Tapak Suci extracurricular MTs Surya Buana hapless has attended championship pencak silat, and aged 13-15 years. This research method using pre-experiments. Data collected before and after the training period of experimental use pretest and posttest research designs in one group and examined statistically using t-test analysis. During the training period, the experimental group underwent an exercise program for 16 times. The instruments used are the instrument test agility kicks T by Lubis (2016:198). The results showed there is a difference between the mean initial tests (pretest) is 12, and the final test results (posttest) 20. Testing with analysis test-t amatan Deuteronomy was done against the initial test score data and final test agility level T kicks the significance of 5% with a freedom degree movies = 13-1 = 12. Test results-t amatan Deuteronomy obtained t calculate = t = table > 5.926 2.179 with freedom degree movies 13-1 = 12. The conclusions derived from this study is there is influence significant ang granting exercise ladder drills ickey shuffle against agility kicks T athlete of the Tapak Suci extracurricular MTs Surya Buana Malang.

© 2019 Universitas Negeri Malang
                                                                                                        
*   Alamat korespondensi:
sapto.adi.fik@um.ac.id                                                                                                                            ISSN 2597-3624
                                                                                                                                                             






PENDAHULUAN
Pencak silat olahraga permainan atau keahlian dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri. Seperti yang dikatakan Cynarski (2013) bela diri pertama digunakan sebagai sistem teknik bertarung dan pertahanan diri. Pencak silat memiliki banyak sekali gerakan yang bisa dipelajari, tetapi tidak semua gerakan tersebut digunakan didalam pertandingan. Terdapat banyak bentuk dan gaya dalam pencak silat (Douris:2004). Gerakan yang digunakan dalam pertandingan hanyalah yang sudah ditentukan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam kategori yang dipertandingkan. Dasar dalam olahraga pencak silat adalah pasang, langkah, serangan, dan belaan (Rahayuni:2014). Tujuan utama dari proses pelatihan dalam olahraga bela diri adalah untuk mencapai kesempurnaan dalam kinerja teknik spesifik dan perilaku taktis serta peningkatan kondisi fisik ke tingkat yang memungkinkan untuk bersaing dengan atlet lain (Polak:2016). Ariani (2014) juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai prestasi yang optimal, seorang pesilat disamping menguasai berbagai bentuk kekayaan teknik pencak silat dan kemahiran dalam penggunaannya, harus pula ditunjang oleh kondisi fisik yang baik.
Teknik yang paling sering digunakan pada saat pertandingan pencak silat yaitu teknik tendangan, karena serangan tendangan lebih tinggi nilainya dibandingkan serangan dengan pukulan (Nusufi:2017). Tendangan adalah teknik serangan menggunakan kaki untuk menyerang (Ihsan:2017). Untuk mendapatkan point tendangan dibutuhkan posisi tubuh dan pola langkah serangan yang tepat dan cepat. Gerakan tersebut akan lebih baik apabila didukung dengan kelincahan. Kelincahan digunakan untuk mengubah arah  agar tendangan yang dilakukan tidak dapat ditangkis oleh lawan sehingga tendangan dapat dilakukan dengan baik dan mendapatkan point (Ahmad:2018). Kelincahan tendangan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai sasaran tendangan. Kelincahan tendangan dapat menyulitkan lawan untuk melakukan antisipasi seperti hidaran, tangkisan, atau elakan. Pesilat yang mempunyai tendangan yang lincah akan lebih cepat dalam melakukan serangan terhadap lawan. Dilihat dari karakteristiknya tendangan T merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik, karena tendangan T sering digunakan oleh para pemain pencak silat dalam mencetak point (Sodikin:2018).
Pelatihan tangga merupakan metode terbaru dari program latihan multi-arah, dengan unsur-unsur komponen motor yaitu kekuatan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, kestabilan gabungan, kecepatan kaki, koordinasi mata tangan, dan waktu reaksi meningkat (Pramod:2019). Dalam penelitian ini menggunakan salah satu model latihan ladder drills yaitu model icky shuffle dan mengkaitkan dengan kelincahan tendangan T pencak silat. Ladder drill icky suffle merupakan latihan untuk meningkatkan koordinasi dan meningkatkan kecepatan tubuh bagian bawah dan latihan ini dapat juga meningkatkan dasar-dasar pergerakan atau perpindahan. Dengan meningkatkan koordinasi dan meningkatkan ketangkasan tubuh bagian bawah, akan semakin gesit dan lincah pesilat dalam melakukan serangan tendangan saat bertanding.

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan metode pra-eksperimen, yang bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel sebab yaitu latihan ladder drills model icky suffle terhadap variabel akibat yaitu kelincahan tendangan T pencak silat. Subjek penelitian ini adalah atlet pencak silat ekstrakulikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang. Rancangan penelitian menggunakan pretest dan posttest dalam satu kelompok. Sebelum pemberian perlakuan experimen (treatment) dalam satu kelompok akan dilakukan tes awal. selanjutnya kepada subjek diberikan perlakuan yaitu menjalani program latihan ladder drills selama 16 kali pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes kelincahan tendangan T. Setelah pemberian perlakuan berakhir, kemudian dilakukan tes akhir terhadap subjek tersebut. Untuk menguji perbedaan dua mean antara data hasil tes awal dan data hasil tes akhir digunakan Teknik analisis uji-t amatan ulangan. Karena data dalam penelitian ini merupakan data parametrik, maka data yang akan dianalisis harus berbentuk normal dan homogen. Untuk mengetahui data berbentuk normal dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu.

HASIL
Hasil tes awal (pretest) tes tendangan T memperoleh hasil skor dengan rentangan 9 sampai dengan 13 dengan perincian hasil yaitu: 1 orang mendapatkan skor 9 dengan presentase sebesar 7,6% yang berada diklasifikasi sangat kurang, 2 orang mendapatkan skor 10 dengan presentase sebesar 15,38% yang berada diklasifikasi kurang, 6 orang mendapatkan skor 11 dengan presentase sebesar 46,16% yang berada diklasifikasi kurang, 3 orang mendapatkan skor 12 dengan presentase sebesar 23,08% yang berada diklasifikasi kurang, dan 1 orang mendapatkan skor 13 dengan presentase sebesar 7,6% yang berada diklasifikasi kurang. Setelah menganalisis data dari hasil pretest, maka peneliti dapat mengetahui bahwa kelincahan tendangan T yang dimiliki oleh subjek tergolong kurang dan membutuhkan program latihan untuk meningkatkan kelincahan tendangan T tersebut.
          Setelah diberikan perlakuan yaitu menjalani program latihan ladder drills selama 16 kali pertemuan, pada tes akhir (posttest) tes tendangan T atlet ekstrakurikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang memperoleh hasil skor dengan rentangan 10 sampai dengan 22 dengan perincian hasil yaitu: 2 orang mendapatkan skor 18 dengan presentase sebesar 15,38% yang berada diklasifikasi baik, 3 orang mendapatkan skor 19 dengan presentase sebesar 23,08% yang berada diklasifikasi baik, 4 orang mendapatkan skor 20 dengan presentase sebesar 30,77% yang berada diklasifikasi baik, 3 orang mendapatkan skor 21 dengan presentase sebesar 23,08% yang berada diklasifikasi baik, dan 1 orang mendapatkan skor 22 dengan presentase sebesar 7,6% yang berada diklasifikasi sangat baik. Hasil uji-t amatan ulangan diperoleh t hitung = 5,926 > t tabel =2,179 dengan derajad kebebasan 13-1= 12. Berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean tes awal dan tes akhir. Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan mean antara hasil tes awal dan tes akhir kelincahan tendangan T ditolak.

PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelincahan tendangan T pada atlet ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci di MTs Surya Buana Malang. Kelincahan merupakan kondisi fisik yang harus dimiliki oleh pesilat. Seperti yang dikatakan oleh Kartomi (2011) bahwa teknik gerakan yang digunakan dalam pertandingan pencak silat pada dasarnya berfungsi untuk mengantisipasi, menghindari, dan menyerang lawan dengan menggunakan gerakan yang lincah. Hal ini bisa dibuktikan ketika atlet pencak silat memiliki kelincahan tendangan yang kurang, maka pesilat mengalami kendala dalam pertandingan atau pada saat latihan bertanding, karena tidak bisa menempatkan posisi tubuh yang ideal untuk menyerang. 
Hidayat (2018) menjelaskan bahwa kelincahan merupakan komponen penting dalam cabang olahraga bela diri karena menjadi ukuran kualitas kinerja dalam bela diri. Dengan kelincahan meningkatkan keterampilan khusus mereka saat bekerja untuk menjadi lebih gesit (Singh:2018). Hal ini didukung oleh pendapat VencesBrito (2011) Hampir semuanya teknik dalam pencak silat ditandai oleh dinamika tinggi, intensitas tinggi dan durasi yang sangat singkat. Sehingga dapat dikatakan kelincahan sangat diperlukan disetiap teknik dalam cabang olahraga pencak silat. Selain itu Dawes (2019) juga mengungkapkan bahwa Seorang atlet pencak silat yang memiliki kelincahan yang baik akan dapat mengontrol titik pusat berat badannya ketika merubah gerakan dan banyak lagi daya efektif dan efisien. 
Kelincahan tendangan sangat mempengaruhi perolehan skor dalam pertandingan pencak silat. Hal serupa diungkapkan oleh Suyudi (2012) bahwa kelincahan tendangan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai sasaran tendangan. Kelincahan tendangan dapat menyulitkan lawan untuk melakukan antisipasi seperti tangkisan dan elakan. Sehingga akan mudah memperoleh point, Hal tersebut berhubungan dengan yang dijelaskan oleh Soleh (2017) bahwa teknik tendangan yang dapat menghasilkan nilai pada pertandingan adalah teknik tendangan yang masuk dalam bidang sasaran tanpa terhalang tangkisan. Pesilat yang mempunyai tendangan yang lincah akan lebih cepat dapat melakukan serangan terhadap lawan. Oleh sebab itu dibutuhkan keterampilan memposisikan tubuh dan kecepatan mengubah arah saat akan memulai serangan tendangan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Trisnowiyanto (2016) bahwa kelincahan tampil dengan perubahan posisi tubuh yang cepat dan tepat pada gerakan tanpa kehilangan keseimbangan. Pergerakan kaki dan tubuh akan lebih ringan apabila pesilat memiliki kelincahan, seperti yang diungkapkan Azmi (2018) bahwa kelincahan merupakan sebuah kualitas penting dalam banyak olahraga yang menunjukkan kemampuan bergerak dengan gerak kaki cepat dan presisi.
Pengamatan yang dilakukan dalam sesi latihan ekstrakulikuler Tapak Suci di MTs Surya Buana Malang, kurangnya kondisi fisik kelincahan pada atlet dimungkinkan karena belum ada latihan fisik dalam menu latihan yang diberikan, terutama pada kelincahan. Kelincahan tendangan dalam pencak silat dapat dicapai melalui latihan secara terprogram dan intensif. Supriatna  (2015) mengatakan Latihan  dengan  cara  yang  tidak  benar  akan  mempengaruhi hasil  yang  dicapai. Latihan menggunakan alat ladder dapat meningkatkan kelincahan tendangan T. Sesuai dengan pendapat Dasilva (2016) latihan ladder berfungsi untuk melatih kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Latihan menggunakan tangga kecepatan merupakan metode terbaru dari program latihan multi-arah, dengan unsur-unsur komponen motor yaitu kekuatan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, kestabilan gabungan, kecepatan kaki, koordinasi mata tangan, dan waktu reaksi meningkat (Pramod:2019).  Alat ini dapat melatih pesilat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat saat melakukan serangan maupun pertahanan dengan menggunakan kelincahan yang dimiliki.
Salah satu model latihan ladder drills yaitu model ickey shuffle dan peneliti ingin mengkaitkan dengan kelincahan tendangan T dalam pencak silat. Seperti yang dikatakan Assyabani (2016) bahwa metode latihan ladder drills icky shuffle dapat digunakan sebagai salah satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan kelincahan pada beberapa cabang olahraga yang banyak menggunakan kelincahan. Ladder drill ickey suffle merupakan latihan untuk meningkatkan koordinasi dan meningkatkan kecepatan tubuh bagian bawah dan latihan ini dapat juga meningkatkan dasar-dasar pergerakan atau perpindahan (Lee:2000). Dalam gerakan ladder drills icky suffle ini menyerupai teknik hindaran dan pola langkah pada cabang olahraga pencak silat. Langkah merupakan teknik gerak kaki dalam pemindahan dan pengubahan  posisi untuk mendekati atau  menjauhi lawan guna mendapatkan posisi yang lebih baik. Diharapkan dengan latihan menggunakan ladder drills model icky suffle ini dapat meningkatkan kelincahan pola langkah serangan tendangan samping atau T. Dengan demikian atlet tidak akan mudah mengalami kendala pada saat melakukan serangan tendangan saat bertanding.
Hasil tes awal (pretest) tes tendangan T memperoleh hasil skor dengan rentangan 9 sampai dengan 13 dengan perincian hasil yaitu: 1 orang mendapatkan skor 9 dengan presentase sebesar 7,6% dengan rata-rata 11. Setelah menganalisis data dari hasil pretest, maka peneliti dapat mengetahui bahwa kelincahan tendangan T yang dimiliki oleh subjek tergolong kurang dan membutuhkan program latihan untuk meningkatkan kelincahan tendangan T tersebut. Setelah diberikan perlakuan yaitu menjalani program latihan ladder drills selama 16 kali pertemuan, pada tes akhir (posttest) tes tendangan T atlet ekstrakurikuler Tapak Suci MTs Surya Buana Malang memperoleh hasil skor dengan rentangan 10 sampai dengan 22 dengan rata-rata 19.
Hasil uji-t amatan ulangan diperoleh t hitung = 5,926 > t tabel =2,179 dengan derajad kebebasan 13-1= 12. Berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean tes awal dan tes akhir. Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan mean antara hasil tes awal dan tes akhir kelincahan tendangan T ditolak. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa program latihan ladder drills ickey shuffle mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan kelincahan tendangan T. Latihan secara teratur dan terprogram dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari kemampuan sebelumnya. Latihan dengan menggunakan ladder drills  dapat melatih pesilat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat saat melakukan serangan maupun pertahanan dengan menggunakan kelincahan yang dimiliki.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa program latihan ladder drills ickey shuffle mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan kelincahan tendangan T. Latihan secara teratur dan terprogram dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari kemampuan sebelumnya. Latihan dengan menggunakan ladder drills  dapat melatih pesilat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat saat melakukan serangan maupun pertahanan dengan menggunakan kelincahan yang dimiliki.

DAFTAR RUJUKAN
Cynarski, W. J. (2013). The Training Of A Warrior Following The Teaching Of The Classical Japanese And Korean Schools Of Martial Arts (C14–C19th).

Douris, P., Chinan, A., Gomez, M., Aw, A., Steffens, D., & Weiss, S. (2004). Fitness Levels Of Middle Aged Martial Art Practitioners. British Journal Of Sports Medicine38(2), 143-147.

Rahayuni, K. 2014. Pencak Silat. Malang: Unversitas Negeri Malang.

Polak, E., Kulasa, J., Vencesbrito, A., Castro, M. A., & Fernandes, O. (2016). Motion Analysis Systems As Optimization Training Tools In Combat Sports And Martial Arts. Revista De Artes Marciales Asiáticas10(2), 105-123.

Kurnia Dewi, A. (2014). Kontribusi Kelincahan Dan Kecepatan Terhadap Tendangan Sabit Pada Atlet Pencak Silat Putra Usia 12-14 Tahun. Jurnal Kesehatan Olahraga2(2).

Nusufi, M. (2017). Hubungan Kelentukan Dengan Kemampuan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Atlet Pencak Silat Binaan Dispora Aceh (Pplp Dan Diklat) Tahun 2015. Jurnal Ilmu Keolahragaan14(1), 35-46.

Ihsan, N. (2017, March). Development Of Speed Measurement System For Pencak Silat Kick Based On Sensor Technology. In Iop Conference Series: Materials Science And Engineering (Vol. 180, No. 1, P. 012171). Iop Publishing.

Ahmad, N. (2018). Pengaruh Latihan Zig Zag Run Terhadap Kelincahan Atlet Pencak Silat Tapak Suci Lebong. Journal Physical Education, Health And Recreation2(2), 181-185.

Sodikin, A. W. N., Suranto, S., & Wicaksono, L. (2018). Pengaruh Latihan Melompat Dengan 1 Kaki Dan Leq Squat Terhadap Kemampuan Tendangan Samping Pencak Silat Siswa Smp Negeri 3 Way Pengubuan. Journal Physical Education, Health And Recreation3(1), 78-88.

Kartomi, M. (2011). Traditional And Modern Forms Of Pencak Silat In Indonesia: The Suku Mamak In Riau. Musicology Australia33(1), 47-68.

Hidayat, R. R., & Tomoliyus, M. (2018, December). The Effects Of Plyometric Training And Age On The Agility Of Silat Fighters. In 2nd Yogyakarta International Seminar On Health, Physical Education, And Sport Science (Yishpess 2018) And 1st Conference On Interdisciplinary Approach In Sports (Cois 2018). Atlantis Press.

Singh, A., Sathe, A., & Sandhu, J. S. (2018). Effect Of A 6 Week Agility Training Program On Lower Body Muscle Electromyography Changes Of Indian Taekwondo Players. European Journal Of Physical Education And Sport Science.

Vencesbrito, A. M., Ferreira, M. A. R., Cortes, N., Fernandes, O., & Pezarat-Correia, P. (2011). Kinematic And Electromyographic Analyses Of A Karate Punch. Journal Of Electromyography And Kinesiology21(6), 1023-1029.

Dawes, J. (2019). Developing Agility And Quickness. Human Kinetics

Suyudi, I. (2012). Kemampuan Kelincahan Tendangan Sabit Dalam Olahraga Pencak Silat. Online), Imamsuyudihardi76. Blogspot. Com/2012/08/Kemampuan-Kelincahantendangan-Sabit. Html (Diakses 12 Oktober 2015).

Soleh, I. (2017). Pengaruh Latihan Plyometric Single Leg Bound Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Atlet Pencak Silat Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta. Pend. Kepelatihan Olahraga-S11(5).

Trisnowiyanto, B. (2016). Latihan Peningkatan Kemampuan Biomotor (Kelincahan, Kecepatan, Keseimbangan Dan Fleksibilitas) Dengan Teknik Lari (Shuttle Run, Zig-Zag, Formasi 8) Pada Pesilat. Jurnal Keterapian Fisik1(2).

Azmi, K., & Kusnanik, N. W. (2018, January). Effect Of Exercise Program Speed, Agility, And Quickness (Saq) In Improving Speed, Agility, And Acceleration. In Journal Of Physics: Conference Series (Vol. 947, No. 1, P. 012043). Iop Publishing.

Supriatna, S., Hariadi, I., & Taufik, T. (2015). Latihan Kelincahan Khusus Cabang Olahraga Tenis Lapangan. Motion: Journal Research Of Physical Education6(2), 141-151.

Dasilva, Juliyanto, O. N. K. Y. (2016). Pengaruh Latihan Ladder Drill Icky Shuffle Terhadap Peningkatankecepatan Gerak. Jurnal Kesehatan Olahraga4(4).

Pramod, R., & Divya, K. (2019). The Effects Of Ladder Training On Speed Of Egyptian High School Boys Student’s In Qatar.

Brown, Lee E Dkk. 2000. Training For Speed, Agility, And Quickness. United States:Human Kinetics.

T. O. Bompa, And H. Gregory, Periodization. (A. Ewing, Ed.) Illinois: Human Kinetics, 2009.

Hidayat, R. R., & Tomoliyus, M. (2018, December). The Effects Of Plyometric Training And Age On The Agility Of Silat Fighters. In 2nd Yogyakarta International Seminar On Health, Physical Education, And Sport Science (Yishpess 2018) And 1st Conference On Interdisciplinary Approach In Sports (Cois 2018). Atlantis Press.

Assyabani, K. (2016). Pengaruh Latihan Ladder Drills Icky Shuffle Terhadap Kelincahan. Jurnal Kesehatan Olahraga4(2).
Semoga bermanfaat......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar