Minggu, 10 Oktober 2021

Hadirmu sudah tak ada arti

 Kembali lagi aku dengan patahan yang selalu setia menghampiri. Entah aku yang terlalu rapuh atau kuatnya badai selalu berhasil mengalahkan kuatku. Aku yang tetap berdiri tegak seperti kukira, tapi nyatanya cermin bicara lain. Semakin bungkuk memanggul beban tak berwujud.

Hei, sapaan dia yang selalu berhasil membuatku tersenyum. Tapi tidak hari ini! Kau datang lupa membawa topeng indahmu yang ku tau meluluhkan itu. Hari ini kau datang dengan semua sudut-sudut pahit yang melihatnya pun aku hilang rasa.

Kejam, diriku sendiri menilaiku! Tapi tuan jika teman yang kau cari kau sudah temukannya? Lalu apa sisiku yang kau incar?

Baikmu tak pernah salah jika berada disini, tapi entah gejolak datangnya dari mana semuanya sudah tidak bisa diterima. Maaf tuan hadirmu sudah tak lagi menjadi arti.

Esok hari kau bilang aku akan jadi ratu, tapi berungkali ku tanya dimana mahkotanya? Jangan banyak mau! Kau bilang.

Tak masalah, jika sudah termiliki. Tapi jangan harap, harapku akan kembali.

Jalani saja, pembenaran kesekian yang membuat semakin muak!

Penindasan yang kau jadikan kekuatan tuk aku tak berbuat apa-apa. Jangan salah sekalipun kau benci aku sudah siap tuan.

Sampai detik ini kebodohan terus membuatku tak beranjak, bukan karena cinta tapi buta yang tak kunjung reda.

Terimakasih

Dariku sang bodoh yang tak kunjung sembuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar