Malam ini aku kembali merasakannya lagi, sakit dan kecewa yang sudah meradang. Tak sembuh malah semakin sering kambuh. Entah datangnya darimana? Siklus yang kurasa sangat menyiksa.
Perjalanan ke 25 tahun yang sangat menguras energi dan batin. Tak banyak inginku sekarang hanya harap tenang.
Mungkin teguran sang pencipta karna telah jauh melupakan, tapi kumohon jangan seperti ini. Sungguh siksaan batin lebih menyakitkan dari sakitnya badan.
Aku benci harus memakai topengku lagi, seolah aku tak apa-apa. Aku benci menyenangkan banyak pihak, tapi diriku sendiri tak terpenuhi. Kembali lagi aku berharap hanya ketenangan.
Semakin hari, semakin tak tau arah. Tak tau apa tujuan perjalanan ini. Setiapkali ku menemukannya ternyata tak kudapati tempatnya. Berulang kali dan berulang lagi, seakan tak ada tempat yang sebenarnya ada.
Mungkin aku yang selama ini menaruh harap yang salah. Menaruh keinginan yang salah.
Aku benci, tapiku akui rumahku telah hilang. Dan aku tak tau bagaimana caranya memulai membangun lagi.
Berlunta-lunta kesana-kemari tak kunjung ditemui, tapi tak henti menaruh harap yang tak pasti. Dan sekali lagi ku ingin bertanya dimana letak ketenangan itu?
Air mata sudah tak menjadi obat lagi, semakin membenarkan diri untuk ingin menghilang saja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar